[REVIEW BUKU-SHOOTING STAR BY VERONICA GABRIELLA]

Judul            : Shooting Star
Penulis          : Veronica Gabriella
Tahun Terbit  : 2014
Penerbit         : Ragam Media
Halaman         : 200 Halaman
Harga             : Rp. 35.000,-

Cerita yang unik. Kericuhan demo kenaikan BBM di depan kantor DPR mempertemukan Hardia -seorang wartawan muda- dengan gadis pendongeng yang bernama Hana. Hana tampak ketakutan berada di tengah-tengah situasi itu, Hardia yang melihatnya langsung meminta Alfian -seorang fotographer yang juga temannya- untuk membawa Hana menjauh dari tempat kejadian.

Alfian membawa Hana ke basecamp RN, Radar Nasional. Sebuah media cetak yang berada di kawasan Tangerang dan menjadi tempat Hardia dan Alfian bekerja. Hana yang awalnya ketakutan, lambat laun mulai merasa tenang. Ia melihat-lihat keadaan basecamp yang tampak seperti rumah itu, memperhatikan setiap dinding basecamp yang dipenuhi oleh berbagai artikel juga jepretan foto Alfian. Hana menyukai semuanya, terutama foto-foto karya Alfian yang bercerita. Memang tidak dipungkiri kalau pandangan pertama dapat menimbulkan rasa cinta. Alfian merasakannya. Ia menyukai Hana yang cerdas karena bisa paham maksud dari foto yang diabadikan oleh Alfian. Lama-kelamaan, Alfian menyimpan rasa pada Hana seiring dengan intensitas Hana mengunjungi basecamp RN.

Kunjungan Hana ke basecamp RN juga membuat Hardia tertarik. Terlebih, saat mengetahui kalau Hana ternyata juga menyukai dunia tulis-menulis. Hanya saja, Ibunya tidak mengijinkan Hana untuk menekuni dunia itu karena ia takut Hana bernasib sama dengan Ayahnya yang sudah meninggal 10 tahun yang lalu. Hardia meyakinkan Hana kalau kematian seseorang tidak bergantung dengan apa pekerjaannya. Dengan Hardia, Hana mulai merajut kembali mimpi-mimpinya untuk menjadi seorang wartawan. Hardia seperti bintang jatuh bagi Hana, karena saat melihatnya, ia berharap agar mimpi-mimpinya terkabul. Dan, Hardia mengabulkan itu! Mulai dari mengajak Hana magang di kantor RN sampai meminta Hana untuk melanjutkan kembali cerpen yang Hardia buat. Hana jadi semakin senang karena cerpen Hardia yang pernah ia lanjutkan dimuat di salah satu media cetak. Hal itu membuat Hana yakin, kalau ia pasti bisa menjadi seorang wartawan seperti Ayah.

Beberapa minggu mengenal Hardia, muncullah benih-benih penguat hati itu. Hana semakin senang berada di dekat Hardia. Semangat menulis dan ilmu menulisnya makin terasal oleh Hardia. Suara ketikan keyboard laptop Hardia juga selalu mengingatkan Hana pada sosok ayahnya. Hardia hampir mirip dengan ayahnya.

Tapi, ada satu hal yang Hana benar-benar tidak tahu. Hana benar-benar tidak tahu siapa itu Hardia lebih dalam. Hardia yang terlalu tertutup tentang dirinya, ternyata adalah bagian dari salah satu kisah kelam Hana di masa lalu. Walau Hardia tidak sepenuhnya bersalah, tetap saja hal itu membuat Hana sakit. Hana mencoba melupakan, tapi bayangan Hardia mondar-mandir di ingatannya. Hana mencoba meninggalkan, tapi itu hanya membuat hatinya semakin sakit.

Tanpa Hana sadari, sebenarnya ada sosok lain yang siap menopang Hana. Alfian.

Buku ini menceritakan sesuatu yang unik. Seorang wartawan yang jatuh cinta pada gadis pendongeng. Kegiatan Hana memang seringkali mendongeng di Rumah Pasukan Langit. Semuanya diracik dengan indah dan hati-hati oleh Vero.

Tulisan Vero yang penuh dengan kehati-hatian dalam menulis dan sering sekali diselipi oleh diksi-diksi indah, membuat pembaca nyaman untuk membacanya sampai akhir. Kita dapat larut dalam alur cerita yang dituliskan. Terlebih, di bagian akhir, saya malah jadi suka sama karakter Alfian. Yang berusaha untuk tidak bersaing dengan teman karibnya, Hardia. Dan, di bagian akhir banyak sekali kejutan yang akan dijumpai oleh pembaca novel Shooting Star ini.

Selain itu, bagian dalam buku yang didominasi oleh warna oren, menambah kesan ceria. Hanya saja, kalau warna oren itu diganti oleh warna biru atau pink, mungkin akan memberikan kesal ceria dan terang. Hihihi...

Pokoknya, novel ini bisa kalian tukar dengan uang Rp. 35.000,- di tokobuku. Kalian bakal menemukan banyak hal dari buku ini. Mulai dari bagaimana Hana menyusun kembali mimpi-mimpinya untuk menjadi wartawan seperti Ayahnya.

Recomended! (Novel Shooting Star masuk menjadi novel terlaris di Gramedia Supermall Lippo Karawaci) ^^

Rugi kalau novel ini nggak jadi list novel yang ingin kamu baca ^^


SINOPSIS NOVEL SHOOTING STAR:
Aku tak takut untuk melupakan semua memori ingatanku yang pernah ada. Aku hanya takut jika aku lupa akan satu hal: aku pernah mencintainya. Aku berharap, suatu ketika saat aku lupa padanya, pada rasa yang pernah ada dan mungkin ia kehilanganku. ia bisa membuka jurnal ini. Karena lewat jurnal ini, aku ingin mengatakan padanya: cinta itu tak berwujud. Cinta tak pernah benar-benar memiliki bentuk. Sama sepertiku, aku mencintainya walau wujudku sudah tak benar-benar ada di sampingnya. Tak lagi melindunginya saat suara bising dan gelap hinggap padanya. Tak lagi menjaganya saat ia ketakutan. Tak lagi menyemangatinya untuk meraih mimpinya untuk seperti ayahnya. Tapi, rasaku tak pernah lupa untuk selalu mencintainya.

Aku bukan pemusik yang bisa membuatkannya lagu indah, bukan pelukis yang bisa membingkai peristiwa dengan penuh warna, bukan apa pun. Aku hanya wartawan. yang setiap hari berkutat dengan kata-kata. Tapi, lewat rangkaian kata dan himpunan paragraf itulah, aku menyelipkan gurat- gurat cinta padanya.

Kita tumbuh bersama kenangan. aku hidup dalam kenangan-kenangan yang pernah kita buat. Aku mencintaimu, Hana, dan itu luput dari kata lupa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI FANTASTEEN SCARY-HALTE ANGKER- BY DYAH APRILIANI

[REVIEW] NOVEL MR AND MRS WRITER BY ACHI TM