GREENIVE FEST'13 SMAN 5 TANGERANG

Let us flashback for a while...







Biarlah foto itu yang bercerita, mengungkap kejadian mengharukan di tahun 2013. Sebuah pencapaian yang tak pernah terbayangkan. Mungkin, ini belum seberapa dibanding dengan orang-orang di luar sana. Masih terlalu banyak orang hebat di luar sana, ketat sekali persaingan untuk saling mengakui mana yang paling hebat, dan tidak ada salahnya kalau kita berusaha untuk menjadi hebat dimulai dari hal-hal kecil. Suatu saat, kita akan bersinar lebih terang daripada bintang.

Bulan bahasa dan acara Greenive (Ulangtahun sekolah) kebetulan berada di bulan yang sama. Sekolah dan OSIS memperundingkan dengan baik agar acara tersebut tidak bertabrakan dan menarik. Di acara bulan bahasa, tentu saja banyak sekali lomba tentang dunia literasi dan di acara Greenive banyak pula lomba beraneka ragam (seperti olahraga, daur ulang, juga lomba menulis). Setiap kelas diwajibkan untuk mengirimkan perwakilan untuk mengikuti lomba-lomba tersebut.

Gua awalnya kurang tertarik. Gua cuman merasa belum pantas aja untuk mengikuti itu semua, secara ilmu nulis pun masih sedikit dan masih sedang belajar. Tapi, dengan diskusi yang sedikit alot, akhirnya gua pun setuju untuk ikut. Gua diamanatkan untuk mengikuti lomba menulis Essay tentang Endemic's Life di acara Greenive Fest'13, juga lomba menulis cerpen di Bulan Bahasa.

Gua inget banget waktu sangatlah mepet. Gua nggak kesusahan saat di suruh nulis essay. Gua googling tentang hewan-hewan endemik di Indonesia. Betapa menariknya mereka semua untuk dibahas, dan itu membuat gua kebingungan. Gua gak segan-segan mencurahkan kebingungan ini sama temen-temen Karang Taruna BLOK I. Soalnya pas itu, kita lagi sibuk ngurusin acara pembubaran panitia 17 Agustus dan gua jadi ketua pelaksananya. Temen-temen gua pada mengeluarkan saran terbaiknya, dan akhirnya dengan diskusi kecil, gua pun setuju untuk menulis tentang Kangguru Pohon yang ada di daerah timur sana.

Gua nulis tanpa hambatan, ngalir gitu aja, karena gua nulis langsung di laptop. Gua juga baca beberapa essay tentang lingkungan dan hewan endemic demi menambah kosakata dan pengetahuan. Udah selesai, dibaca ulang, revisi berulang kali, udah yakin, print, minta saran temen, revisi dikit, kasih kakak kelas yang jadi panitia. Gua langsung lupain dan fokus sama lomba nulis cerpen untuk Bulan Bahasa.

Oke, ini gila banget. Jadi, waktunya bener-bener mepet waktu itu. Gua, yang jadi perwakilan kelas untuk ikut lomba cerpen. Tami, jadi perwakilan kelas untuk ikut lomba jurnalistik. Mia, jadi perwakilan kelas untuk nulis dan bacain puisi. Dan, semua temanya itu harus tentang hewan endemik Indonesia. Akhirnya, pulang sekolah, kita bertiga memutuskan untuk ke rumah Tami. Kita mau latihan sekaligus nyari ide. Beruntung Mbaknya Tami baik bener dan pengertian. Perut kami yang lapar langsung disumpel sama mie rebus. Kami makan dulu dan baru latihan.

Pertama, kita ngurusin Tami. Kira-kira, jurnalistik itu seperti apa, sih? Dan, dapet bocoran, kayak jadi penyiar radio gitu. Nanti, dikasih materi untuk dibaca dan dipahami selama 15 menit sebelum maju. Tami deg-degan banget pasti, secara ini sesuatu yang baru buat dia. Setelah searching dan tonton cara-cara menyampaikan berita yang baik, Tami buat rekaman yang materinya dia buat sendiri. Malemnya, dia kirim rekaman itu ke gua, gua ketawa-ketawa di kamar dan berharap Tami bisa lolos :)

Kedua, kita bantuin Mia. Dia lagi galau berat dengan puisi apa yang harus dia buat besok. Gua sama Tami ngasih saran ngaco, untuk nyairin suasana yang mendadak tegang aja, sih. Terus, gua inget banget, waktu itu gua ngusulin ke Mia untuk bikin puisi tentang Badak Sumatera. Huahaha.. terus gua kasih contoh puisinya dan gua pake gerak-gerakan yang over dan itu malah bikin gua ngakak banget. Secara, itutuh ngaco banget dan malu-maluin kalau ditampilin besok. Akhirnya, Mia milih untuk nulis tentang hmmm... tentang... apa,ya? Lupa gue.... hehehehe.

Ketiga. Gua! Hahaha... kami bertiga aja bingung mau ngasih saran apa untuk gua. Waktu udah menunjukkan waktu sebentar lagi maghrib. Terus, tiba-tiba Mia ijin pulang dan gua juga udah di sms Bapak untuk pulang. Okelah... Kita akhiri saja latihan kali ini! T_T huaa... Gua bingung kuadrat besok harus nulis apa! Hix...

Ketika larut mulai merangkak, gua buka laptop, seacrhing gambar-gambar hewan yang kali aja bisa ngasih inspirasi. Kabarnya, besok lombanya jam 9 (tapi kita diminta datang jam 8) di aula sampai jam 11. Nanti bakal dikasih kertas folio. Mati, pikir gua. Gua agak susah untuk nulis cerita pake tangan langsung. Selain tulisan tangan yang gak oke punya, ide suka mandeg kalau nulis langsung di kertas. Tapi, gua berusaha tenang dan profesional. Oke, gapapa, coba aja.

Gua langsung nutup laptop setelah liat gambar-gambar penyu nan indah yang menari-nari di lautan lepas. Penyu Puyuh kalau gak salah, yang bikin gua tertarik. Akhirnya, gua ada ide untuk bikin cerita tentang Penyu.

Besok tiba! Huah, Bulan Bahasa >.< Dengan pakai batik sekolah, gua pun berangkat. Suasana tegang tertangkap jelas di aula sekolah. Rame banget pas acara pembukaan, ada yang nari tarian bali, juga banyak adek-adek kelas dan kakak kelas. Gua merasa kerdil banget disana. Terus gua denger suara di belakang,

'"Eh, lu ikutan juga, ya?" tanya seseorang, suara cewek. "Ikut lomba apa?"

"Iya. Lomba nulis cerpen." jawab suara cewek yang beda lagi. Gua noleh, ternyata orang yang dibelakang gua lagi ngobrol. Huff.. makin deg-degan aja. Apalagi, pas lihat temen gua bilang kalau temen sekelasnya ikut dan dia jago banget bikin cerpen. Oke oke, mari kita buktikan. Hihihi...

Ketegangan gua bener-bener memuncak ketika kertas folio dibagikan. Gua udah duduk di balik kursi dan siap dengan pulpen tinta hitam juga tipe-x. Untuk awal, gua langsung nulis judulnya 'Pertemuan Melalui Seekor Penyu'. Berkisah tentang seorang anak laki-laki hitam dengan rambut kriwil yang bekerja sebagai penjaga Penyu di pantai.... (pantai apa ya, lupa. nggak punya salinannya, sih. hehe. Pokoknya pantai daerah Maluku atau Papua) yang udah berpisah sama ibu dan adik perempuannya. Dia bekerja sebagai penjaga penyu dengan gaji yang tak seberapa, demi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri karena ayahnya lagi sakit keras. Dia berusaha untuk menjaga pantai ini tetap indah dan nyaman untuk para penyu. Penyu akan mati kalau dia memakan kotoran seperti sampah bahkan plastik. Suatu hati, dia menemukan seekor penyu mati. Itu penyu kesayangannya karena dia sudah menandakan penyu itu. Anak laki-laki itu merasa terpukul dan dia menemukan plastik putih di dekat pantai. Dia mencoba mencari siapa pelaku yang membuang sampah sembarangan itu. At the end, ada seorang anak perempuan kecil yang bilang kalau penyu itu makan plastik yang dia buang di pantai. Laki-laki itu marah dan sebelum sempat memaki, ada seorang ibu yang datang, menghampiri anak perempuan yang hampir menangis itu. Anak laki-laki itu langsung melihat ibu itu. Betapa perih hatinya, itu ibunya. Yang sudah punya anak dari suami barunya. Yang membuat dia sakit, penyu kesayangannya mati bahkan karena adik tirinya. Tapi, dari seekor penyu itu, ia bisa bertemu dengan keluarganya yang sudah tak utuh lagi.

Yaaaa... begitu ceritanya. Gak terasa cerpen itu selesai dalam waktu satu jam lebih beberapa menit. Habis itu, gua langsung pulang ke rumah, makan masakan nenek gua yang enak <3

Pengumuman tiba. Gua awalnya pesimis dan yaudahlah, ya... Ini cuman lomba, dan menang-kalah itu sesuatu yang wajar. Ketua kelas gua bilang, "loe yakin gak bakal menang?" tanyanya pas dia mau bayarin uang pendaftaran lomba nulis essay (pake uang kas) di hari jumat itu.

"Yakinlah, 100%, gua bakal menang." Balas gua waktu itu, untuk menutupi rasa grogi aja.

Guueeessss What! Pas acara Greenive Fest'13, nama gua dipanggil menjadi juara satu lomba menulis Essay Greenive Fest'13 Passion of Endemic's Life, dan juara satu lomba menulis cerpen Bulan Bahasa'13.

Gua terima semua hadiahnya, juga amplop putih yang berisi uang jajan. Hihihi. Gua gak nyangka karena awalnya kan, sempet pesimis juga. Mulai saat itu, gua makin yakin, nggak ada usaha yang sia-sia. Usaha yang besar akan memberikan hasil yang besar, begitu sebaliknya. Ucapan juga bakal menuntun kita untuk menjadi pribadi yang kuat, so, ucapkan kata-kata yang bisa bikin kita semangat terus! Mulai saat ini, gua makin suka sama nulis. Menurut gua, ini bukan hanya sesuatu yang bisa ngehasilin prestasi, tapi sebagai bukti bahwa setiap orang selalu istimewa di bidang masing-masing. Tapi, ini masih terlalu kecil. Dan, gua yakin, lakukanlah hal-hal yang kecil, dan hal besar akan mengikuti!

Niatkan, tekunkan, totalitas, pantang menyerah. :) Suatu saat, kita akan bersinar lebih terang daripada bintang.

Regards,
Dyah Apriliani Kusumaastuti.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW BUKU-SHOOTING STAR BY VERONICA GABRIELLA]

[REVIEW] NOVEL MR AND MRS WRITER BY ACHI TM

RESENSI FANTASTEEN SCARY-HALTE ANGKER- BY DYAH APRILIANI