'KECURANGAN' dibalik 'KECURANGAN'

Haaah, akhirnya UTS berakhir dengan indahnya. indah pada waktunya. Setelah 5 hari bergelut dengan soal-soal tingkat mudah hingga yang ketingkatan cukup sulit, akhirnya ya GUE BERHASIL NGELEWATIN ITU! Entah gimana hasilnya, cuman berharap nilai-nilai gue bisa makin baik dan nggak turun. AMIN AMIN :")

Oke, mungkin kalian bingung banget sama judul postingan kali ini. 'KECURANGAN' dibalik 'KECURANGAN'. Ih, apaan sih, itu? Pasti kalian bingung dan ingin tahu, kan maksudnya? Enggak tuh.

Well, yang namanya ujian itu identik dengan ketidakjujuran dari para siswa/i nya. Disini gue bukannya mau membuka aib teman-teman sebangsa gue yang mungkin masih belum bisa jujur dalam ujian. Tapi, yang jelas, disini gue cuman pengin sharing aja, tentang kecurangan pada ujian. Yang seharusnya sekolah itu bisa lebih tegas dalam menanganinnya. Karena kalau dibiarkan terlalu lama, malah bisa jadi penyakit.

Sebenernya gue juga bingung mau ngasih judul apa untuk postingan kali ini. Tapi, pada akhirnya gue memutuskan untuk ngasih judul kayak diatas. Karena intinya, dibalik kecurangan pasti ada kecurangan. Huehehe, yaiyalah... Tadinya, mau gue kasih judul kecurangan dibalik kepolosan, kecurangan dibalik kebaikan, Kecurangan dibalik kejujuran. Haa, makin ngawur aja deh, hehehe.

Coba deh, kalian lihat sekeliling kalian pas waktu ujian. Apakah dari mereka banyak yang masih tengok kanan-kiri berharap dapet bantuan dari temannya atau mungkin jawaban dari temannya? Apakah dari mereka banyak yang dengan sengaja menyelipkan gumpalan kertas kecil di saku, di kolong meja, di tempat pensil, atau di daerah yang strategis bagi mereka? Apakah dari mereka banyak yang diam-diam menaruh ponselnya untuk berkomunikasi dengan orang lain atau bahkan untuk browsing di Internet mencari jawaban?

Kalau dengan kalian sendiri, kalian bagaimana? Apakah kalian termasuk dengan orang-orang seperti mereka? Gue harap, sih, nggak, ya... Karena bagaimanapun, orangtua lo pasti bangga kalau denger tuturan langsung dari mulut lo betapa lo jujur saat mengerjakan ujian. Karena kalau lo jujur, itu adalah suatu modal agar lo bisa dapet kepercayaan dan disukai orang lain. Yakin, deh sama gue.

Gue nulis kayak beginian bukan berarti gue sok suci atau sok-sokan gak pernah nyontek. Bukan, kok. Jujur, gue juga pernah nyontek. Nyontek pekerjaan rumah temen gue misalnya, kalau saat itu gue bener-bener lupa ada PR. Tapi, jujur, gue GAK PERNAH BERANI BUAT NYONTEK PAS UJIAN.
Buat nyelipin kertas atau ponsel atau apapun, gue gak berani. *Duh, mendadak gue jadi sedih, nih

Dan gue tambah bersyukur, karena UTS tahun ini tepat saat gue duduk di kelas 2 SMA, gue melakukannya dengan mulus. Gue gak pake contekan atau apapun, gue menghargai diri gue sendiri yang malemnya udah mati-matian ngapalin materi, rumus, cara pemecahan sebuah soal, dll. Gue ga mau apa yang gue lakukan semalem itu sia-sia, walaupun jujur aja kadang gue juga suka lupa sama apa yang udah gue hapal malemnya. Tapi, gue tetep berusaha buat gak nyontek. Padahal waktu itu, muncul hasrat ingin bertanya sama temen gue jawaban dari sebuah soal. Tapi, pertanyaan itu selalu ketelan lagi dan masuk ke tenggorokan tanpa pernah keluar.

Ibu gue juga pernah ngomong dan beliau tahu gue emang bukan seorang anak jenius yang selalu dapat nilai sempurna disetiap pelajaran. "Kalau anak mama, pas ujian itu nggak ada yang nyontek." Beliau ngomong gitu di depan gue. Disitu gue langsung mikir, kalau gue nyontek pas ujian, yaampun.. berarti gue bukan anak ibu gue, dong? Kata-kata itu diucapkan ibu gue saat gue SMP dan bentar lagi bakal UN. Sampe sekarang, gue masih keinget banget sama kata-kata itu. Dan, bakal gue bawa terus tuh kata-kata disaat gue harus ujian. Gue juga mau ngurangin kegiatan suka nyontek PR temen gue, tapi mungkin butuh proses. Karena kadang ada PR yang sulit dan butuh diskusi sama temen yang ngerti dengan PR itu.

Pokoknya, bagi kalian yang kemarin ujian masih belum bisa jujur, mungkin aja kalian punya alasan tersendiri untuk melakukan itu. Lain kali, bakal gue ungkapkan apa aja alasannya di blog ini, ya.

Terus, untuk pihak sekolah dan para pengawas ujian, harapan gue, sih, hal-hal yang mungkin remeh gini bisa cepat ditanggapi. Dan jangan pernah menyerah untuk membasminya.

Karena...

KARENA ORANG PINTAR BISA KALAH DENGAN ORANG CURANG.

 

Kenapa gue menulis kayak gitu? Karena emang in the fact, banyak orang pinter yang berusaha ngapalin sebuah materi yang panjang dan rumit. Tapi, you know lah, masalah manusiawi kalau mereka itu bisa aja lupa sedikit demi sedikit hingga akhirnya materi yang udah mereka hapal jadi hilang gitu di ingatan mereka. Itu tentu aja bisa ngurangin nilai mereka. Dan, orang curang -yang nggak belajar malemnya- malah bisa dapat nilai bagus gegara dia nyontek atau mungkin naruh buku di kolong meja.

Tolong, ya, smoga sikap-sikap gak jujur kayak gitu bisa kalian hilangkan sedikit demi sedikit. Dan, gue juga bakal berproses untuk menghilangkan sikap seperti itu juga.

Untuk para sekolah yang mungkin baca postingan ini, mungkin tips ini bisa membantu meringankan/membasmi masalah ini. Cekidot!

1. Mengadakan acara seminar tentang bahaya mencontek hingga semua siswa/i tersadar dan enggan mencontek.

2. Setiap kali ujian diselenggarakan -Baik itu saat Ulangan Harian- pastikan pengawas mengawasi siswa/i nya dengan baik dan tidak diberikan celah untuk mencontek. Karena mencontek itu ada pasti karena ada kesempatan.

3. Pastikan saat ujian, ruangan benar-benar 'steriil'. Jangan malas untuk mengecek kolong meja, tempat pensil, saku, dan lihat kedua bola mata siswa/i itu. Kalau dia tidak jujur, pasti terlihat jelas dari matanya.

4. Berikan sanksi tegas kalau benar siswa/i itu mencontek. Gue setuju sama guru gue yang langsung ngerobek buku siswa/i begitu beliau lihat ada sebuah buku di meja. Biarin aja, biar mereka gak bisa belajar sekalian kan :v

Nah, semoga membantu ya sharing-sharing kali ini. Sebelum menutup postingan ini, gue cuman mau minta maaf kalau banyak kesalahan dari postingan kali ini, karena gue jauh banget dari kata sempurna. Dan, yang pasti gue mau bilang "GUE BANGGA NGGAK NYONTEK!" :)

See, ya di postingan selanjutnya semoga bermanfaat~


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW BUKU-SHOOTING STAR BY VERONICA GABRIELLA]

RESENSI FANTASTEEN SCARY-HALTE ANGKER- BY DYAH APRILIANI

[REVIEW] NOVEL MR AND MRS WRITER BY ACHI TM