Yang Teringat Sebelum Ujian Nasional...

10 April 2015. Tiga hari menjelang Ujian Nasional tingkat SMA Tahun Ajaran 2014/2015.
Ada yang membuat gue sejenak menghentikan aktivitas menjelang Ujian Nasional. Malam yang semakin larut yang biasa diisi dengan berkutat di depan lembaran buku yang kalau lembaran itu bisa ngomong, mungkin dia udah teriak pusing kali ya, karena sering banget di bolak-balik dan gue tusuk-tusuk pakai pensil berujung tajam.

Hari kamis yang baru aja berakhir beberapa jam yang lalu, menyisakan sedikit kesedihan dan isak di dalam diri. Gue nggak bisa membendung apa yang gue rasain. Gue merasa sangat berterimakasih dan terselip perasaan tidak menyangka. Gue sangat berterimakasih kepada Allah SWT, Sang Maha Pemilik kehidupan ini, yang masih mengizinkan gue untuk terus berusaha mencapai segala impian, menebar manfaat, dan membanggakan kedua orangtua. Dan, gue nggak menyangka juga udah sampai di titik ini. Saat gue gak akan lama lagi meninggalkan SMA Negeri 5 Kota Tangerang. Karena hari jum'at sudah libur, kamis menjadi hari yang sangat menyedihkan untuk gue.

Saat para guru meminta seluruh murid kelas 12 IPA dan IPS berkumpul di lapangan. Banyak pengumuman yang disampaikan, tapi yang membuat gue benar-benar terenyuh dan tersadar adalah saat sesi doa. Hati gue bergetar, gue nggak tau juga kenapa. Padahal, gue duduk di bagian paling belakang yang harusnya sangat jauh dari jangkauan sound systeam. Gue benar-benar terharu mendengar tuturan dari beberapa guru yang mengucapkan doa yang terdengar sangat tulus. Gue nggak sampai sesegukan, tapi air mata mengalir dengan sangat deras, jatuh dengan mulus membasahi rok hitam yang gue kenakan.

"Ya Allah, kami menangis bukan karena kami cengeng. Tapi, karena kami bersungguh-sungguh dengan apa yang kami pinta."

Ada ucapan dari guru agama islam yang masih terngiang. Kurang lebih isinya begini, "Ya Allah, jangan biarkan air mata kedua orangtuaku menetes karena ulah menyakitkanku. Tapi, biarkanlah air mata mereka berdua menetes karena bangga memiliki anak sepertiku. Biarkanlah menetes saat melihat aku masuk ke perguruan tinggi negeri."

Setelah acara itu, sekolah pun dibubarkan lebih cepat. Ramai sekali murid kelas 12 yang saling merangkul temannya, memeluk, dan mengatakan "kita lulus bareng-bareng, ya." Gue pun begitu. Setelah acara itu, gue bertemu dengan teman di zaman SMP yang berkat usaha dan doa yang tiada putus, akhirnya kami diizinkan untuk meraih pendidikan di SMA Negeri ini. Dia memeluk gue dan minta gue menceritakan sesuatu yang sempat gue alami H-9 menjelang Ujian Nasional. Gue cerita segala permasalahan yang sedang gue alami, yang sempat membuat gue jatuh dan ngerasa diri ini amat tidak berguna. Gue merasa gagal dan hampir putus asa.

Makanya, malam ini, gue jadi nggak bisa tidur. Gue memikirkan kejadian di hari kamis itu. Gue senang bisa kenal dengan teman gue itu, betapa pelukannya tadi itu menguatkan gue yang hampir jatuh. Saat nostalgia masa SMP, di sela-sela tangisan gue yang mengucur, gue juga tertawa.

"Ih, bingung deh, Olla mah pas nangis juga bisa ketawa, ya." Terus, kami berdua tertawa.

Pokoknya, menjelang UN ini banyak hal yang membuat gue jadi teringat masa lalu. Gue kangen guru-guru yang mengajar di kelas. Dulu, wajah-wajah guru itu yang bisa membuat gue ketar-ketir, galau, kesel, tapi tadi, beda banget gue menatap wajah-wajah mereka. Wajah yang menyejukkan, yang membuat dada gue langsung sesak. Apalagi, saat gue menatap mata salah satu guru agama perempuan di sekolah, gue membalas ucapannya dengan nada suara bergetar.

"Dyah, semoga lulus. InsyaAllah, ya, smoga nilainya baik untuk kamu."

Ucapan aamiin gue terdengar putus-putus dan bergetar. Apalagi, gue juga dapat pelukan plus cipika-cipiki sama salah satu guru gue. Gue sangat terharu dengarnya, karena dia menyambut gue dengan sangat ramah.

"Kamu pasti lulus, Nak. Pasti bisa UN-nya." Itu yang gue dengar dari bibirnya. Terdengar tulus...

Terus, banyak hal yang gue dulu kesal mendadak menjadi sangat gue rindukan. Ah, kita nggak akan bisa merasakan kehilangan kalau belum betul-betul merasakannya. Itu benar banget.

Saat salah satu teman ada yang tahu gue akan menghadapi UN dan sebentar lagi akan lulus, dia meledek gue yang dulu pernah bilang kesel banget kalau di sekolah ketemu orang ini, pelajaran ini, dan bla bla bla terus mendadak bilang bakal kangen sama guru-guru dan sekolah.

"Dulu bilangnya pengin cepat-cepat lulus. Sekarang, malah kayak gini. Hahaha, dasar..." :") "Yaudahlah, cepat-cepat aja lulus, IPB nungguin kamuuu tau!"

Biasanya, kalau yang ngomong gini, gue senyumin dan bilang 'Aamiin'.

Yang selalu gue tanamkan dalam pikiran, segala sesuatu yang dikerjakan dengan kerja keras, kejujuran dan ketulusan, apapun hasilnya nanti pasti akan jadi yang terbaik untuk diri sendiri.

Untuk Para Pejuang UN tahun ini, tetap semangat! Jangan nodai usaha dan kerja keras dengan kecurangan, itu aja. Dan, jangan mau sukses dengan cara instant, karena yakinlah, kesuksesan yang didapat dengan cara instant akan dapat dengan mudah hancur secara instant juga.

Yang sedang menanti hari Senin,
Dyah Apriliani K.

Komentar

  1. Harrah's Cherokee Casino Resort - Mapyro
    Harrah's Cherokee Casino Resort is a casino in Cherokee, North Carolina, U.S.A.. View 성남 출장샵 maps, reviews and information for Harrah's 여수 출장마사지 Cherokee Casino Resort in Address: 순천 출장샵 7406 North 김천 출장안마 Carolina N Center Drive, 부산광역 출장안마 Cherokee, 94423Phone: +1 817 1677

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW BUKU-SHOOTING STAR BY VERONICA GABRIELLA]

[REVIEW] NOVEL MR AND MRS WRITER BY ACHI TM

RESENSI FANTASTEEN SCARY-HALTE ANGKER- BY DYAH APRILIANI