Dibalik Penulisan PBCl: I Miss You, Dad!

Alhamdulillah, penantian panjang yang berbuah manis itu kini sudah kurasakan. Betapa dulu rasanya nggak mungkin punya buku sendiri. Dan, saat sebuah novel mendarat manis di tangan sendiri, rasanya tuh... sebuah perjuangan yang terbayar!

"Kak, kok bisa, sih..."

"Kak, nggak nyangka, ya..."

"Kakak beruntung banget, sih... Hebat, deh."

"Dyah, loe keren! Gue bangga."

"Dyah, ciee... impiannya jadi penulis tercapai, nih!"

"Kok foto yang dibelakang buku ini, mirip sama loe sih, Dyah..."

"Ini serius, elo yang bikin buku ini?"

Dan lain-lain ungkapan dari orang-orang yang gue denger. Tahukah kalian, Nak? Banyak kisah di balik pembuatan naskah itu. Kisah yang membuat gue sendiri menguras air mata hampir satu minggu. Kisah yang membuat gue amat sangat terpuruk pada masa itu. Mari scroll down terus tulisan ini. Luangkan sedikit waktu kalian buat baca sebuah kisah dari pembuatan naskah novel ini.

***

Semua bermula di awal november 2011 yang sedikit mendung. Setelah gue ngerampungin satu naskah novel setebal 98 halaman hvs pada 28 Oktober 2011, gue tertantang buat nulis novel kedua. Nggak akan gue biarkan jari-jari gue membeku dan akhirnya membuat jari-jari ini kaku lagi untuk nulis. Kebetulan juga, saat itu temen gue yang inisialnya N.A juga pengin jadi penulis. Akhirnya, kami berdua sepakat buat nulis di waktu yang bersamaan dan akan dikirim ke satu penerbit yang sama. Kami janjian untuk saling ngasih kabar tentang perkembangan naskah yang sedang kami tulis masing-masing. Smsan, juga saling sapa di facebook. Kami buat target, satu bulan naskah ini harus rampung. Karena komunikasi yang cukup sering, kami jadi saling kasih semangat satu sama lain, agar naskah yang sedang kami tulis bisa cepat selesai.

Tapi, tentu aja harapan seringkali tak sesuai kenyataan. Naskah gue belum rampung 100%. Dari jumlah maximal 60 halaman, gue baru mendapatkan 53 halaman. Sementara, temen gue itu udah selesai. Dia bilang, dia bakal nungguin naskah gue kelar dan akan dikirim bareng-bareng. Tapi, gue minta dia buat kirim duluan aja. Secara, untuk nunggu seleksi naskah diterima atau nggak itu cukup lama. Dan, akhirnya, dia pun mengirimkan naskahnya duluan.

3 Desember 2011. Sudah masuk awal Desember yang didominasi oleh curah hujan yang tinggi aja. Sementara, naskah gue juga masih diem di halaman 53. Gue berencana buat ngelarin tuh naskah malam ini juga, mumpung lagi malem minggu. Karena hari seninnya, gue bakal menghadapi Ujian Akhir Semester di SMP gue.

Mungkin, itu emang malam terburuk yang pernah singgah dalam hidup gue. Jam menunjukkan hampir pukul 12 malam, gue masih sibuk aja mikirin ending ceritanya. Ketika lagi asik nulis, kakak pertama gue nyuruh gue buat segera tidur karena udah terlalu larut. Dengan enggan, gue pun nurut dan menyimpan naskah sebanyak 53 halaman itu ke dalam flashdisk tanpa menyalinnya ke komputer (ini emang kebiasaan buruk gue banget). Fd itu gue taruh di atas meja komputer dan gue langsung bergegas tidur.

Paginya, gue berniat buat lanjutin tuh naskah. Pokoknya hari ini harus kelar, tekad gue dalam hati.

Dan, tahu apa selanjutnya? Ada hal yang buat gue bener-bener kaget! Fd yang ditaruh di atas meja komputer hilang! Masa, sih? Gue masih berusaha buat nyari di sekitar komputer, takut aja jatuh atau keselip. Tapi hasilnya nihil. Gue coba cari di bawah kolong tidur (ini rutin gue lakukan saat bangun dan sebelum tidur dan tetap aja gak ketemu). Gue masih berharap fd gue ada di tumpukan baju yang mau dicuci atau diseterika, tapi tetap ngga ada. Gue bingung, nangis, dan... marah. Gue nuduh orang-orang rumah yang ngambil atau semacamnya, tapi mereka ngaku kalau nggak lihat sama sekali.

Jujur, saat itu gue down. Bayangkan aja! Naskah dengan 53 halaman hilang gitu aja dan gue gak punya salinannya!

Dalam setiap shalat, gue nangis. Bertanya-tanya kenapa naskah gue harus ilang gitu aja. Gue ceritain ke teman sekelas gue pas hari senin, dan gue beneran nangis. Gue jatuh, hancur. Rasanya, gue bener-bener nggak semangat buat nulis lagi. UAS pun gue lakukan dengan seadanya tanpa semangat.

Sampai akhirnya, kata-kata temen gue ini seperti menampol diri gue buat sadar kembali. "Dyah, kamu kan mau jadi penulis. Kalau kamu berhenti nulis, kamu nggak akan pernah jadi penulis.Katanya kamu mau jadi penulis, gimana, sih?" dia agak kesel juga liat gue cengeng banget.

Terus, gue sesegukan sambil ngangguk. "Tapi, nulis dari awal lagi itu nggak gampang."

Walau terus ingetin impian gue, dia tetap mengerti dengan kondisi yang gue alamin. "Yaudah sabar aja, mungkin nanti ketemu." Kata dia, lalu dia duduk di depan gue, karena nomer absen kami berurutan.

UAS selesai, dan rasa terpuruk gue pun selesai juga. Entah ya, setelah UAS selesai, gue merasa mulai bangkit dan punya semangat untuk nulis lagi. Ini berkat teman-teman yang selalu mendukung, ngingetin, dan peduli. Karena waktu gue lumayan luang, akhirnya gue pun melanjutkan nulis. Setelah gue cek, ternyata di komputer gue ada tiga halaman awal dari naskah gue yang hilang itu. Lumayan,lah... akhirnya gue pun mulai menulis kembali. Gue kasih waktu dua minggu agar tulisan ini selesai! Dan, tadaaaa... itu pun terealisasikan!

Gue bahkan nggak mengalami kesulitan buat menyelesaikan naskah itu. Sehari gue bisa nulis 10 halaman dengan semangat yang menggebu-gebu. Gue makin yakin, kalau naskah ini bakal terbit!

Ya, dan di penghujung Desember itu, gue kirim naskah gue ke salah satu penerbit. Tinggal nunggu info apakah naskah ini bakal diterima atau nggak. Gue sih yakin, naskah ini bakal diterima.

***

Naskah temen gue ternyata dinyatakan bakal terbit pada Oktober 2012. Dia seneng bukan main. Gue pun turut seneng dan bangga. Hal itu malah membuat gue makin yakin, kalau naskah gue juga bakal diterima.

Gue mulai was-was, karena menjelang awal april 2012 belum ada kabar tentang naskah gue. Gue beranikan diri untuk nanya ke penerbitnya, alhamdulillah di jawab. Dan, saat tanggal 3 April 2012 itulah, gue mandapat inbox seperti ini.

"Maaf, Dyah. Sebelumnya, kakak sudah membaca naskah yang kamu kirimkan berjudul 'Ayah Dimana, Kau?' Dari segi cerita dan penulisan, kakak suka sekali karena cara kamu menulisnya sangat enak dibaca dan bagus. Tapi, sebentar lagi umur kamu 15 tahun, kan? Sementara, batas max penulis adalah 14 tahun. Jadi, dengan berat hati penerbit belum bisa menerima naskahmu. Tetap semangat menulis, ya! Dan, tunggu saja, kami akan membuat serial untuk para penulis diatas usia 15 tahun."

Begitu kira-kita isinya. Gue mulai kesulitan untuk napas, dan gak terasa air mata rasanya mendesak buat turun. Gue biarkan semua itu mengalir begitu saja.

Tapi, okelah! Dunia belum berakhir! Matahari masih terbit dan bumi masih berputar! Masih ada kesempatan dan waktu buat loe, Dyah!

Gue rombak lagi naskah gue, gue tambahin beberapa halaman lagi dan akan gue kirim ke penerbit yang gue incer. Ke DAR! Mizan serial Pink Berry Club. Waktu itu syarat minimal naskahnya 75, jadi gue kirim sekitar 76 halaman. Gue kirim naskah itu tanggal 8 April 2012.

Dan, mulai saat itu, gue baru sadar. Kalau ternyata gue masih bisa kirim naskah gue ke PBC! Gue sering banget baca buku-buku PBC dan KKPK. Akhirnya, gue mulai rutin buat nulis dan terhitung dari tahun 2012-2013 gue udah ngirim 5 naskah ke PBC.

1 naskah gue ditolak, dan 4 lainnya insyaAllah akan diterbitkan di serial PBC ini. Rasanya tuh senang banget karena bener kok, dunia belum berakhir! Masih ada kesempatan...

Untuk buku PBC: I Miss You, Dad! ini, gue kirim bulan april 2012 dan dapat kabar diterima bulan desember 2012. Setelah itu, buku ini terbit bulan agustus 2014. Betapa waktu penantian yang lama itu nggak terasa lama ketika buku itu akhirnya terbit. Rasanya masih agak nggak percaya, tapi berkali-kali buku yang gue pajang di lemari buku gue itu seolah-olah berteriak, "ini aku! hasil dari segala kerja keras dan ketekunanmu itu!"

So, Frendss, jangan pernah berpikir kalau hidup gue itu enak karena naskah gue udah diterima sama penerbit. Ini berkat kerja keras, doa yang tiada putus, juga ketekunan. Jangan pernah men-judge diri kalian ini nggak bakat buat nulis. Frendss, menulis itu bukan karena bakat atau keturunan. Tapi menulis, adalah skill/kemampuan yang akan terbentuk kalau kamu tekun dan sering latihan! Percaya itu.

Untuk yang sudah suka menulis, terus tekuni itu dan GEBRAKLAH dunia dengan TULISANMU! Jadikanlah hobimu sebagai pekerjaanmu kelak. Karena kata Pak Ridwan Kamil, "pekerjaan yang menyenangkan adalah hobi yang dibayar!" dan gue sangat setuju akan hal itu.

Untuk yang punya segudang hobi positif lainnya, tekuni hobi itu. Pasti nanti akan memberikan hasil yang bermanfaat juga.

"Impian kalian yang spektakuler dan berjuta-juta itu, tetap akan jadi impian kalau kalian nggak merealisasikannya."

Akhir kata, semoga berkenan untuk menjadikan buku PBC: I Miss You, Dad! ini sebagai daftar buku bacaan kalian.

Gambar dibuat oleh Pakdhe Erry Amanda

-Dyah Apriliani K-
13/09/2014. 6 menit sebelum pukul 12 malam.

Komentar

  1. Woww, keren ya, Kak Dyah, perjuangannya begitu panjang dan sampai-sampai harus rela naskah 53 halaman itu hilang begitu aja tanpa ninggalin jejak. Coz, salut buat Kak Dyah yang semangatnya akan membara setelah luntur ^^ Terus berkarya, Kak Dyah!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, Mutiaraaa ^_^ makasih yaa udah mampir dan ngeluangin waktu untuk baca. hehehe waktu ituu sih rela gak relaaa tapi yaa akhirnya musti rela juga. tapi,malah jadi pengalaman berharga banget niih biar nggak teledor dan harus punya copyan naskah kalau lagi nulis ^_^ Yap, ketika kita udah niat dan niat itu udah membulat bersama tekad dan semangat, pasti ketika kita lagi down dan inget lagi sama niat kita, kita bakalan bangkit lagi. untungnyaa, punya temen2 yang nyemangatin di waktu itu ^^ siap, terus berkarya juga untuk kamu! :))

      Hapus
  2. Wiihhh... Keren banget Kak Dyah....! Nggak nyerah gitu ajaa..... Bisa jadi motivasi niihh semangat-nya Kak Dyah... Terus berkarya ya kak!!!>< Ditunggu lhoooo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Senengnya kalau bisa buat yang baca jadi lebih semangat lagi! :D tapi, kalau dulu nyerah, kira2 sekarang kayak gimana ya.. nggak bakal ada buku yang terbit :(
      Iyaa, terus berkarya jg buat Fathiaa.. semoga tertarik buat baca buku PBCku yang #IMissYouDad dan #SurpriseInHokkaido yaaps ^^ makasih udah baca postingan ini (y)

      Hapus
  3. Wah... Perjuangan kakak buatku terharu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW BUKU-SHOOTING STAR BY VERONICA GABRIELLA]

[REVIEW] NOVEL MR AND MRS WRITER BY ACHI TM

RESENSI FANTASTEEN SCARY-HALTE ANGKER- BY DYAH APRILIANI